Rabu, 14 Januari 2009

mencari uang di internet

http://www.suryapromo.com/motorcyber

Senin, 12 Januari 2009

askep katarak

Senin, 2008 Oktober 20
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK

Definisi

Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.

Klasifikasi

Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

- katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun

- Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

- Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun

- Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

Etiologi

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

* Faktor keturunan.
* Cacat bawaan sejak lahir.
* Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
* Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
* gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
* gangguan pertumbuhan,
* Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
* Rokok dan Alkohol
* Operasi mata sebelumnya.
* Trauma (kecelakaan) pada mata.
* Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

Patofisiologi

Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks & kapsul.nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior & posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan menurun dg bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita katarak.

Manifestasi Klinik

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

* Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
* Peka terhadap sinar atau cahaya.
* Dapat melihat dobel pada satu mata.
* Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
* Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Pemeriksaan Diagnostik

- Keratometri.

- Pemeriksaan lampu slit.

- Oftalmoskopis.

- A-scan ultrasound (echography).

- Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

Pengobatan

Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

Komplikasi

- Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia sensori

- Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

Pencegahan

Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A dan vit E

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

AKTIVITAS/ISTRAHAT

Gejala


:


Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan

NEUROSENSORI

Gejala


:


Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap.

Perubahan pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

Tanda


:


Tampak kecoklatan /putih susu pada pupil.

Peningkatan air mata.

NYERI/KENYAMANAN

Gejala


:


Ketidaknyamanan ringan/mata berair

PEMBELAJARAN/PENGAJARAN

Gejala


:


Riwayat keluarga diabetes, gangguan sistem vaskuler.

Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin, diabetes.

Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

Pertimbangan rencana pemulangan





DRG menunjukkan rerata lamanya dirawat:4,2 hari (biasanya dilakukan sebagai prosedur pasien rawat jalan)..

Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan makanan, perawatan/pemeliharaan rumah.

PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut

2. meningkatkan adaptasi terhadap perubahan/penurunan ketajaman penglihatan.

3. mencegah komplikasi.

4. memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.

TUJUAN PEMULANGAN

1. penglihatan dipertahankan pada tingkat sebaik mungkin
2. pasien mengatasi situasi dengan tindakan positif.
3. komplikasi dicegah/minimal.
4. proses penyakit/prognosis dan program terapi dipahami.

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang muncul selama periode peri operasi (pre, intra, dan post operasi) adalah:

1. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan

2. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan prosedure tindakan invasiv insisi jaringan tubuh

3. Nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur

B. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan

Tujuan/kriteria evaluasi:

§ Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya.

§ Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.

§ Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan

INTERVENSI


RASIONAL

1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda- tanda verbal dan nonverbal.

2. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.

3. Observasi tanda vital dan peningkatan respon fisik pasien

4. Beri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi, harapan dan akibatnya.

5. Beri penjelasan dan suport pada pasien pada setiap melakukan prosedur tindakan

6. Lakukan orientasi dan perkenalan pasien terhadap ruangan, petugas, dan peralatan yang akan digunakan.



1. Derajat kecemasan akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.

2. mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan.

3. mengetahui respon fisiologis yang ditimbulkan akibat kecemasan.

4. meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka mengurangi kecemasan dan kooperatif.

5. mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan .

6. mengurangi perasaan takut dan cemas.

2. Nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur

Tujuan/kriteria evaluasi:

§ Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang

§ Tidak merintih atau menangis

§ Ekspresi wajah rileks

§ Klien mampu beristrahat dengan baik.

INTERVENSI


RASIONAL

1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitas nyeri (skala 0-10).

2. Motivasi untuk melakukan teknik pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian.

3. Hindari sentuhan seminimal mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri.

4. Berikan analgetik sesuai dengan program medis.


1. Untuk membantu mengetahui derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesic sehingga memudahkan dalam memberi tindakan.

2. Tehnik relaksasi dapat mengurangi rangsangan nyeri.

3. Sentuhan dapat meningkatkan rangsangan nyeri.

4. Analgesik membantu memblok nyeri.

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan prosedure tindakan invasiv insisi jaringan tubuh (miles prosedur)

Tujuan/kriteria evalusi:

§ Tidak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan prosedur pembedahan ditandai dengan penggunaan teknik antiseptik dan desinfeksi secara tepat dan benar.

INTERVENSI


RASIONAL

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan secara tepat.

2. Ciptakan lingkungan ruangan yang bersih dan babas dari kontaminasi dunia luar

3. Jaga area kesterilan luka operasi

4. Lakukan teknik aseptik dan desinfeksi secara tepat dalam merawat luka

5. Kolaborasi terapi medik pemberian antibiotika profilaksis



1. Melindungi klien dari sumber-sumber infeksi, mencegah infeksi silang.

2. mengurangi kontaminasi dan paparan pasien terhadap agen infektious.

3. mencegah dan mengurangi transmisi kuman

4. mencegah kontaminasi patogen

5. mencegah pertumbuhan dan perkembangan kuman.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC: Jakarta.

http://www.shoutmix.com/

www.jakarta-eye-center.com

Arif, mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculpius.: Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. EGC: Jakarta

Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

askep ca mamea (askep kanker panyudara)

ASKEP KANKER PAYUDARA
Ditulis pada januari 13 2008 oleh musa febriyansyah
1.
1. Pengertian
1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
2. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1.
1.
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
1.
1.
1. Masa reproduksi yang relatif panjang.
1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
2. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
1.
1.
1. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
1.
1.
1. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
1.
1.
1. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
1.
1.
1. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
(Erik T, 2005, hal : 43-46)
1.
1. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
1.
1.
1. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
1.
1. Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
1.
1. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
1.
1. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
1.
1. Klasifikasi kanker payudara
1. Tumor primer (T)
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
1. T2 : Tumor 2 – 5 cm
2. T3 : Tumor diatas 5 cm
3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
1.
1.
1. Nodus limfe regional (N)
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
1.
1.
1. Metastas jauh (M)
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Stadium kanker payudara :
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
1.
1. Pemeriksaan diagnostik
1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
1.
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)
1.
1. Penanganan
1. Pembedahan
1.
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1.
1. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
1.
1. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
1.
1.
1. Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
1. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
1. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
1.
1.
1. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
1.
1.
1. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
1.
1.
1.
1. Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
1.
1.
1.
1. Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
1.
1.
1.
1. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
1.
1.
1.
1. Pengkajian fisik meliputi :
1.
1. Keadaan umum
2. Tingkah laku
3. BB dan TB
4. Pengkajian head to toe
2. Pemeriksaan laboratorium
1.
1. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
3. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
1.
1. Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
1.
1. Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
1.
1.
1.
1. Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
1.
1.
1.
1. Personal hygiene
1.
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
2. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual
1. Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
1.
1.
1.
1.
1. Status sosial
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
1.
1.
1.
1.
1. Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
1.
1.
1.
1. Klasifikasi Data
Data pengkajian :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
1.
1.
1. Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.
1.
1. Diagnosa keperawatan
1.
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
1.
1. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1.
1.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor ditandai dengan :
1. DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
2. DO : - Klien nampak meringis
- Klien nampak sesak
- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria :
1.
1.
1.
1.
1.
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Nyeri tekan tidak ada
3. Ekspresi wajah tenang
4. Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
1.
1.
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
1.
1.
1.
1.
1.

1. DS :
• Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
• Klien mengeluh badan terasa lemah.
• Klien tidak mau banyak bergerak.
1.
1.
1.
1.
1.

1. DO : klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria :
1. Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
2. Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1.
1.
1.
1.
1.

1.
1.
1. Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
1.
1.
1.
1.
1.

1.
1.
1. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
1.
1.
1.
1.
1.

1.
1.
1. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
1. DS :
• Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
• Ekspresi wajah tampak murung.
• Tidak mau melihat tubuhnya.
1. DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria :
1. Klien tampak tenang
2. Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
1. Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
1. Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
1. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai dengan :
1) DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
2) DO :
• Klien jarang bicara dengan pasien lain
• Klien nampak murung.
Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria :

o

1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
2. Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
1.
1.
1.
1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
1.
1.
1.
1. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
1.
1.
1.
1. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
1.
1.
1.
1. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
1. DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
2. DO :
• Adanya balutan pada luka operasi.
• Terpasang drainase
• Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria :
1. Tidak ada tanda – tanda infeksi.
2. Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
1. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
1. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
1. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
1. DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
2. DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria :
1. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
2. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
1. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
1. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
1. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
1. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
1. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor baru.
g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
1. DS :
• Klien mengeluh nafsu makan menurun
• Klien mengeluh lemah.
1. DO :
1.
1.
1.
1.
 Setengah porsi makan tidak dihabiskan
 Klien nampak lemah.
 Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
 Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
1. Nafsu makan meningkat
2. Klien tidak lemah
3. Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
1. Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.
1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
1. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
1. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
1.
1. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.
1.
1. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
Daftar Pustaka:
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Rabu, 17 Desember 2008

konfigurasi proxy squid pada slackware

Install Squid Proxy + Slackware

Download source dari squid
#wget http://www.squid-cache.org/Versions/v2/2.6/squid-2.6.STABLE16.tar.gz

Extract squid tersebut
#tar -zxvf squid-2.6.STABLE16.tar.gz -C /usr/local/src (sembarang mau ditaruh di mana hasil ekstraknya squid).

Masuk ke direktori ekstrak squid tersebut
#cd /usr/local/src/squid-2.6.STABLE16
Buat group dan user yang akan di gunakan untuk menjalankan squid
#groupadd _squid
#useradd -c “SQUID PROXY CACHE” -d /dev/null -s /bin/false -g _squid _squid
saya memberi tanda _ di depan squid biar keren seperti style BSD hehehe meski ada alasan tertentu sih demi security aja.

Configure dan install squid
#./configure \
–prefix=/squid/ –sysconfdir=/etc/ –enable-gnuregex –enable-async-io=16 \
–with-aufs-threads=16 –with-pthreads –with-aio –with-dl \
–enable-storeio=aufs –enable-removal-policies=heap –enable-delay-pools \
–disable-wccp –enable-cache-digests –enable-default-err-languages=English \
–enable-err-languages=English –enable-linux-netfilter –disable-ident-lookups \
–disable-hostname-checks –enable-underscores –enable-snmp –enable-useragent-log \
–disable-wccpv2 –enable-epoll –disable-internal-dns –enable-htcp
Keterangan opsi :
–enable-async-io=16 dan –with-aufs-threads=16 di sesuaikan dengan kemampuan mesin server
Untuk pentium III dengan ram 128 kebawah dapat menggunakan 8
Untuk pentium III ram 128 s/d PIV 1,8 Ghz ram 256 dapat menggunakan 16
Untuk pentium IV ram 256 1,8 s/d PIV 2,4 ram 256 dapat menggunakan 24
Untuk pentium di atasnya atau sekelasnya dapat menggunakan 32
Pilihan diatas hanya sebuah perkiraan penulis karena penulis hanya menggunakan P4 ram 256 saja.

Kompile source
#make && make install

Keterangan tambahan :
–enable-auth=basic \
–enable-basic-auth-helpers=NCSA
Digunakan jika proxy squid akan digunakan dengan menggunakan authentikasi user.

Tanda # didepan perintah maksudnya adalah root di dalam bash bukan comment.
Setelah instalasi selesai dan tidak terdapat kesalahan, langkah berikutnya adalah mengatur konfigurasi squid, bukalah file /etc/squid.conf dengan editor teks favorit anda (vi, pico, dll), file ini adalah file konfigurasi squid.

#pico -w /etc/squid.conf (Silahkan edit dengan editor kesukaan anda)
Rubahlah konfigurasi default squid.conf di sesuaikan dengan kebutuhan.
Jangan lupa untuk membuang yang kira kira tidak perlu dan membebani server.

agar squid dapat berjalan transparan maka untuk squid versi 2.6 keatas dapat memberikan opsi :
–> http_port 3128 transparent
di dalam confignya.

Sebelum squid dapat berjalan, anda harus menciptakan direktori swap dan membuat file log maupun direktori yang di butuhkan. Lakukanlah dengan menjalankan perintah :

#mkdir /var/log/squid
#touch /var/log/squid/access.log < = ini berfungsi membuat file bernama access.log
#touch /var/run/squid.pid
#chown -R _squid._squid /squid/cache/ < = mengubah kepemilikan direktori ke user _squid dan grup _squid
#chown -R _squid._squid /var/run/pid
#chown -R _squid._squid /var/log/squid/access.log

Perintah ini hanya perlu dijalankan satu kali saja ketika squid pertama kali akan dijalankan pada komputer anda.
#/squid/sbin/squid -z

Jika keluar message seperti :
2007/09/20 14:10:22| Creating Swap Directories
#
Dan langsung masuk ke konsole lagi tanpa keterangan error berarti pembuatan swap anda berhasil, bisa dilihat di dalam direktori /squid/cache akan terbentuk beberapa direktori random yang terdiri dari angka angka ajaib :D
Cek dulu konfigurasi squid sudah benar atau belum
#/squid/sbin/squid -k parse

Kalo masih terdapat kesalahan atau error silahkan di edit kembali konfigurasinya.

Untuk menjalankan squid gunakan perintah :
#/squid/sbin/squid -sYD

Jika perintah sudah dijalankan bisa diihat log di /var/log/messages :
#tail -f /var/log/messages

Jika muncul message :

Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: 0 Objects expired.
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: 0 Objects cancelled.
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: 0 Duplicate URLs purged.
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: 0 Swapfile clashes avoided.
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: Took 1.6 seconds ( 0.0 objects/sec).
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: Beginning Validation Procedure
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: Completed Validation Procedure
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: Validated 0 Entries
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: store_swap_size = 0k
Sep 20 15:16:27 proxy squid[3152]: storeLateRelease: released 0 objects

dan ketika di liat proses nya berjalan seperti :

#ps aux|grep squid

muncul :

squid 3152 0.9 0.8 10836 4500 ? Sl 15:16 0:00 (squid) -sDY
squid 3153 0.0 0.1 1904 596 ? Ss 15:16 0:00 (dnsserver)
squid 3154 0.0 0.1 1904 592 ? Ss 15:16 0:00 (dnsserver)
squid 3155 0.0 0.1 1904 596 ? Ss 15:16 0:00 (dnsserver)
squid 3156 0.0 0.1 1900 596 ? Ss 15:16 0:00 (dnsserver)
squid 3157 0.0 0.1 1904 596 ? Ss 15:16 0:00 (dnsserver)
squid 3158 0.0 0.0 1508 300 ? Ss 15:16 0:00 (unlinkd)
root 3177 0.0 0.1 2000 636 pts/0 R+ 15:17 0:00 grep squid

seperti tersebut maka saya ucapkan selamat anda telah berhasil menginstall sebuah proxy server. Jika ada keterangan error berarti belum nasib anda. Edit kembali konfigurasi sesuai kesalahan error didalam log.

setting transparan iptables nya :
Buat file transparannya biar mudah memanggilnya :
#pico /etc/rc.d/rc.nat
isi dengan :
# Redirect proxy
for SQUID in 80 3128 444 3127 3129
do
iptables -t nat -A PREROUTING -p tcp –dport $SQUID -j REDIRECT –to-ports 3128
done

–> Hal diatas memiliki maksud semua port yang menuju ke 80,3128,444,3127,3129 di larikan ke port 3128 dimana port 3128 adalah port yang kita setting di dalam file squid.conf tsb. BIsa saja kita membuat port lain seperti 444, 1984, 2007 atau lain lain.

Buatlah file agar dapat di eksekusi
#chmod +x /etc/rc.d/rc.nat

Jalankan transparan :
#/etc/rc.d/rc.nat

Untuk membuat squid jalan sendiri setiap kali booting maka tambah kan perintah di atas di /etc/rc.d/rc.local
#pico /etc/rc.d/rc.local
tambahkan baris :
# Squid Proxy Cache
/squid/sbin/squid -sYD
# Transparan Proxy
/etc/rc.d/rc.nat

Sampai disini anda sudah melakukan instalasi, setting dan mengaktifkan squid. Mudah bukan?
Semua diatas telah di di test dan berjalan dengan baik dengan asumsi :
- Partisi Cache berada di /squid/cache dengan partisi ext3 dan kapasitas 10 GB
- Dengan menggunakan komputer Intel(R) Pentium(R) 4 CPU 1.70GHz Ram 256 MB
- Linux Slackware 12 ( Dikompile dengan kernel 2.6.22.6 ) - Tutorial Kompile / upgrade kernel sudah saya jelaskan sebelumnya.
- Dengan menggunakan format partisi ext3

Kamis, 11 Desember 2008

perintah dasar linux

PERINTAH DASAR LINUX
5.1 Command
5.1.1 Perintah di Konsole
Perintah-perintah dalam sistem operasi under Unix bersifat case sensitive, perintah tersebut membedakan antara penggunaan huruf besar (capital) dan huruf kecil. Artinya penulisan perintah ‘ls’ dengan ‘LS’ atau ‘Ls’ atau ‘lS’ akan diterjemahkan sebagai perintah yang berbeda.

Dalam sistem operasi under Unix banyak sekali kombinasi perintah yang bisa digabungkan dalam satu perintah artinya dalam satu perintah bisa terdiri dari beberapa perintah dasar. Apabila kita kesulitan atau bingung karena banyak kombinasi perintah, option, atau sintak yang digunakan, kita bisa melihat howto-nya, readme, atau pada manual page-nya. Contoh, bila kita ingin mengetahui sintak-sintak apa saja yang dapat digunakan dalam perintah ‘ls’, cukup kita mengetikkan ‘man ls’ atau ‘ls –help’ maka nanti akan ditampilkan semua informasi tentang perintah ‘ls’ dari option-optionnya, sintak penulisannya. Berikut ini adalah beberapa perintah dalam sistem operasi under Unix khususnya Linux dan membandingkannya dengan perintah yang ada di DOS (Disk Operating System).

1. man atau -help
fungsi : untuk melihat halaman manual dari suatu perintah (help)
man ls : melihat halaman manual dari perintah ls
DOS : /? atau help
dir /?

2. ls

Rabu, 10 Desember 2008

konfigurasi apache (slakware 12)

Konfigurasi Apache
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengaktifkan service apache dengan perintah :
root@darkstar:~#chmod +x /etc/rc.d/rc.httpd
perintah diatas kita gunakan agar service apache selalua aktif tiap kali computer di hidupkan tanpa harus mereboot terlebih dahulu. Kemudian yang kita lakukan selanjutnya adalah menjalankan apache_nya dengan perintah:
root@darkstar:~#/usr/sbin/apachectl –k start
ketika anda menjalankan apache akan terdapat peringatan seperti di bawah ini. Tapi tidak perlu khawatir karena ini merupakan salam hangat dari apache dan kita belummemulai dengan yang sesungguhnya. Peringatan yang muncul seperti berikut :
httpd : could not reliably determine the server’s fully qualified domain name, using 127.0.0.1 for ServerName.
Perlu di ingat perintah yang sering di pakai pada servis ini antara lain :
/usr/sbin/apachectl –k start (untuk men_start apache)
/usr/sbin/apachectl -k restart (untuk merestart apache)
/usr/sbin/apachectl -k stop (untuk men_stop apache)
/usr/sbin/apachectl configtest (untuk Test konfigurasi baru pada apache)
Jika kita sudah mendapat salam dari apache, maka yang harus kita lakukan berikutnya adalah ke kon figurasi httpd.conf_nya yang terletak di /etc/apache/httpd.conf (slackware 11) dan di /etc/httpd/httpd.conf (slackware 12). Kita edit file httpd.conf dengan perintah :
nano /etc/httpd/httpd.conf
kali ini saya menggunkan slackware 12, setelah kita mengetikan perintah di atas, kita akan di sajikan dengan isi dari httpd.conf. dari isi httpd.conf tersebut cari bagian berikut :
Server Admin :
Server Admin you@example.com
(e-mail baris di atas bisa anda ganti dengan email anda jika DNS server dan mail server anda sudah aktif, jika anda belum mempunyai DNS server biarkan baris di atas/ defauld)
Contoh :
Server Admin angga@test.com
Server Name :
#ServerName www.example.com
(baris dia atas bisa anda ganti dengan situs anda jika web server sudah online / DNS anda sudah aktif, jika anda belum mempunyai DNS server biarkan baris di atas/ defauld).
Contoh :
#ServerName www.test.com
Document Root :
DocumentRoot “/srv/httpd/htdocs”
(ganti dengan folder pilihan anda jika anda sudah menyimpan halaman web sebelumnya)
Contoh:

DocumentRoot “ /srv/httpd/public_html”
Atau
DocumentRoot “/home/angga/web/public_html”
Kemudian pada bagian berikut :
Directory :

Options FollowSymLinks
AllowOverride None
Order deny, allow
deny from all


Ganti dengan Direktori seperti yang anda tulis pada DirectoryRoot seperti berikut :

Options FollowSymLinks
AllowOverride None
Order allow,deny
allow from all


Kemudian pada bagian index kita bisa tambahkan index.php agar apache bisa menjalankan .php, seperti dibawah ini:
Index :
DirectoryIndex index.htlm index.php
Agar halaman .php dapat jalan. Cari baris #include /etc/httpd/mod_php.conf (pada bagian bawah dalam, biasanya terletak pada akhir baris dalam httpd.conf). kemudian hilangkan tanda #

Setelah semuanya selesai simpan konfigurasi, lalu restart kembali apachenya dengan perintah :
root@darkstar:~#/usr/sbin/apachectl -k restart
kemudian lakukan test hasil konfigurasi yang kita oprek tadi untuk mengecek apakah kita melakukan kesalahn konfigurasi pada httpd.conf atau tidak dengan menggunakan perintah :
root@darkstar:~#apachectl configtest
jika tidak ada kesalahan maka akan muncul komentar : Syntak OK
seperti contoh berikut :
root@darkstar:~#apachectl configtest
Syntak OK

Jika semuanya sudah OK, hal yang terakhir yang perlu kita lakukan adalah mengetesnya pada browser, berhubung kita menggunakan settingan defauld maka kita bisa melakukan test pada localhost
Maka akan muncul hasil seperti ini :


Angga dan sigit







Mungkin hasil yang akan muncul pada halaman browser anda tidak sama seperti dia atas dikarnakanhasil tampilan di atas telah saya ubah sebelumnya. Tampilan defauld apache jika kita lakukan browser adalah tampil tulisan It Work
pada gambar dibawah ini merupakan gambar dari web browser yang menggunakan alamat dari DNS, saya menggunakan alamat www.test.com

Sebelum kita melakukan test pada browser dengan menggunakan alamat web sebaiknya kita lakukan comfigurasi dahulu pada service DNS. Hal yang harus kita lakukan adalah :
1. Pindahkan file named.ca, named.local, localhost.zone yang ada pada direktori /var/named/caching-example ke luar direktori caching-example (berada pada /var/named) dengan menjalankan perintah :
mv /var/named/caching-example/* /var/named

2. Aktifkan service DNS_nya. Service DNS terdapat pada direktori /etc/rc.d/rc.bind, untuk mengaktifkan service tersebut kita jalankan dengan perintah :
root@darkstar:~# chmod +x /etc/rc.d/rc.bind

3. Kemudian jalankan service DNS_nya dengan perintah :
/etc/rc.d/rc.bind start

4. Kemudian copikan localhost.zone menjadi belajarlinux.zone dan 172.10.10.zone. belajar linux.zone adalah nama domain yang saya gunakanatau sering disebut forward dan 172.10.10.zone adalah IP Address yang saya gunakan atau sering disebut reverse kita dapat mengkopikan file tersebut dengan menggunakan perintah:
root@darkstar:~#cp /var/named/localhost.zone /var/named/belajarlinux.zone
root@darkstar:~#cp /var/named/localhost.zone /var/named/172.10.10.zone

5. Kemudian tuliskan perintah perikut pada file belajarlinux.zone
$TTL 86400; 1 day
@ IN SOA ns.test.com admin.test.com (
42 ; serial (d. adams)
3H ; refresh
15M ; retry
1W ; expiry
1D ) ; minimum

@ IN NS ns.test.com.
www.test.com. IN A 172.10.10.1
@ IN A 172.10.10.1
ns IN A 172.10.10.1

6. Kemudian tuliskan perintah berikut pada file 172.16.15.zone
$TTL 86400
@ IN SOA ns. test.com. admin.test.com (
1997022700 ; Serial
28800 ; Refresh
14400 ; Retry
3600000 ; Expire
86400 ) ; Minimum
@ IN NS test.com.

8 IN PTR www.test.com.

7. Kemudian buka file rndc.conf dengan perintah : nano /etc/rndc.conf , kemudian copykan syntax berikut ke file named.conf yang berada pada directory /etc/named.conf:
# Start of rndc.conf
key "rndc-key" {
algorithm hmac-md5;
secret "bWiBlFvL3IXmHGqYy27A+Q==";
};

options {
default-key "rndc-key";
default-server 127.0.0.1;
default-port 953;
};
# End of rndc.conf

8. Buka file named.conf dengan perintah : nano /etc/named.conf kemudian copikan syntax diatas sehingga terlihat seperti di bawah ini :
options {
directory "/var/named";
/*
* If there is a firewall between you and nameservers you want
* to talk to, you might need to uncomment the query-source
* directive below. Previous versions of BIND always asked
* questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged
* port by default.
*/
// query-source address * port 53;
};

//
// a caching only nameserver config
//
zone "." IN {
type hint;
file "named.ca";
};

zone "localhost" IN {
type master;
file "caching-example/localhost.zone";
allow-update { none; };
};

zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {
type master;
file "caching-example/named.local";
allow-update { none; };
};



key "rndc-key" {
algorithm hmac-md5;
secret "bWiBlFvL3IXmHGqYy27A+Q==";
};

controls {
inet 127.0.0.1 port 953
allow { 127.0.0.1; } keys { "rndc-key"; };
};

9. Masih dalam named.conf. Kemudian tambahkan/edit jika sudah ada syntax di bawah ini atau tulis sytax dibawah ini jika belum ada syntax seperti di bawah ini :
zone "test.com" IN {
type master;
file "/var/named/test.zone";
allow-update { none; };
};

zone "10.10.172.in-addr.arpa" IN {
type master;
file "/var/named/172.10.10.zone";
allow-update { none ; };
};

10. Kemudian pada file resolv.conf kita edit file_nya seperti di bawah ini, agar bisa akses/masuk ke file resolv.conf kita dapat gunakan perintah : nano /etc/resolv.conf
search www.test.com
nameserver 172.10.10.1

11. Kemudian restart service DNS_nya dengan perintah
/etc/rc.d/rc.bind restart
Pada konfigurasi apache tadi kita bisa gunakan alamat web yang sudah kita buat barusan untuk di coba yang hanya perlu kita ubah adalah pada file httpd.conf pada bagian berikut
Server Admin :
Server Admin you@example.com
Kita ganti menjadi
Server Admin angga@test.com

Kemudian pada baris
Server Name :
#ServerName www.example.com
Kita ubah menjadi
#ServerName www.test.com

Kemudian kita simpan dan restart ulang apachenya dengan perintah :
/usr/sbin/apachectl –k restart

Lalu coba lalukan di browser dengan menggunakan alamat yang sudah kita buat tadi, jika hasilnya seperti di bawah ini berarti konfigurasi yang kita lakukan berhasil :

konfigurasi samba (slakware 12)

1. Instalasi dan konfigurasi SAMBA
a. Instalasi SAMBA
Masukkan CD Instalasi Linux Ubuntu 7.10.
b. Konfigurasi file smb.conf Edit file /etc/samba/smb.conf menggunakan program text editor, bisa menggunakan vi atau pico. Namun disini kita akan membuat file smb.conf yang baru dan mengetikkan script konfigurasi samba di dalamnya. File smb.conf yang lama sebaiknya jangan dihapus, agar tidak hilang file smb.conf yang lama di rubah namanya, misalnya menjadi file smb.conf.cad, caranya :
$ sudo mv /etc/samba/smb.conf /etc/samba/smb.conf.cad
Buat file smb.conf yang baru menggunakan program text editor vi atau pico, disini saya menggunakan program text editor pico, karena akan lebih mudah pengoperasiannya dibanding vi.
$ sudo pico /etc/samba/smb.conf
Akan terbuka jendela pico dengan file smb.conf yang masih kosong. Ketik semua script seperti yang terlihat pada gambar berikut. Script di atas hanya sebagian saja
Isi lengkap file smb.conf :
[global]
workgroup = datacenter
netbios name = pusatdata
server string = %h File server (Samba, Ubuntu)
passdb backend = tdbsam
security = user
username map = /etc/samba/smbusers
name resolve order = wins bcast hosts
domain logons = yes
preferred master = yes
wins support = yes
# Useradd scripts
add user script = /usr/sbin/useradd -m %u
delete user script = /usr/sbin/userdel -r %u
add group script = /usr/sbin/groupadd %g
delete group script = /usr/sbin/groupdel %g
add user to group script = /usr/sbin/usermod -G %g %u
add machine script = /usr/sbin/useradd -s /bin/false/ -d /var/lib/nobody %u
idmap uid = 15000-20000
idmap gid = 15000-20000
# sync smb passwords with linux passwords
passwd program = /usr/bin/passwd %u
passwd chat = *Enter\snew\sUNIX\spassword:* %n\n
*Retype\snew\sUNIX\spassword:* %n\n .
passwd chat debug = yes
unix password sync = yes
# set the loglevel
log level = 3
[homes]
comment = Home
valid users = %S
read only = no
browsable = no
[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /home/samba/netlogon
admin users = Administrator
valid users = %U
read only = no
[profile]
comment = User profiles
path = /home/samba/profiles
valid users = %U
create mode = 0600
directory mode = 0700
writable = yes
browsable = no

Setelah lengkap kemudian simpanlah file tersebut dengan menekan kombinasi tombol CTRL+X :
c. Buat direktori Home tempat penyimpanan data dan profile untuk setiap user samba nantinya, perintah-perintahnya terlihat seperti pada gambar.
d. Restart SAMBA
$ sudo pico /etc/init.d/samba restart
e. Edit file /etc/nsswitch.conf
sudo pico /etc/nsswitch.conf _ ketik perintah ini untuk mengedit file
f. Daftarkan user ‘root’ ke dalam user samba
$ sudo smbpasswd -a root
$ New SMB Password : [Masukkan password root di samba, misalnya: 123456]
$ Retype new SMB Password : [Ulangi masukkan password root di samba]
g. Buat file /etc/samba/smbusers, lalu isi file tersebut dengan : “root = Administrator” tanpa tanda petik, baris tersebut berarti user root di linux sama dengan user Administrator di Windows.
$ sudo pico /etc/samba/smbusers
h. Menampilkan informasi dari SAMBA Server, untuk mengetahui apakah konfigurasi sudah benar.
i. Daftarkan setiap pengguna ke Sistem Linux dan Samba, agar setiap pengguna dapat login ke server samba
dari Sistem Windows menggunakan User dan Password yang telah kita daftarkan tadi. Ulangi langkahlangkah seperti pada gambar, untuk mendaftarkan user yang lain.
j. Restart Samba Server kembali, untuk mengaktifkan semua perubahan yang telah dilakukan.
$ sudo pico /etc/init.d/samba restart



2. Konfigurasi koneksi Client Windows ke SAMBA Server
a. Konfigurasi Computer Name dan Domain, agar Client Windows XP terkoneksi ke SAMBA Server
b. Login menggunakan User yang telah terdaftar di File Server (SAMBA)
Tekan tombol CTRL + ALT+ DEL secara bersamaan.
Login menggunakan User yang telah didaftarkan pada Samba Server sebelumnya.
Jika berhasil Login, maka akan muncul jendela seperti pada gambar berikut.
c. Mengecek lokasi penyimpanan data Pengguna di Windows Explorer
d. Memindahkan Local Data ‘My Documents’ yang berlokasi di Windows ke Samba Server
e.

3. Instalasi dan Konfigurasi QUOTA
a. Masukkan CD instalasi Ubuntu Server 7.10
b. Edit file /etc/fstab.
$ sudo pico /etc/fstab
c. Buat file yang akan menampung konfigurasi Quota User dan Quota Group, lalu aktifkan Quota.
d. Menentukan Quota penyimpanan untuk setiap User, langkah yang sama untuk Quota user yang lain, tinggal
menyesuaikan dengan nama user yang akan digunakan.
$ sudo edquota -u bejo
e. Mengecek keberhasilan pembuatan Quota dengan mencoba meng-Copy file ke Samba Server dari Client. Klik kanan Drive Z: lalu pilih Properties, perhatikan Kapasitas untuk Drive Z:, hanya 10MB saja.
Sebelum menerapkan Quota, User Bejo masih bisa meng-Copy data lebih dari 10MB.
Setelah menerapkan Quota, User Bejo tidak bisa lagi meng-Copy data lebih besar dari 10MB.